OM Adyth - Dalam seri terkini artikel hasil kerjasama antara Burung Indonesia
dan Mongabay-Indonesia kali ini akan dibahas burung yang endemik di
Jawa, Bali dan Pulau Kangean, yaitu gelatik Jawa (Padda oryzivora)
yang merupakan burung berukuran 16 cm yang memiliki paruh merah dan
bercak putih mencolok pada pipinya. Suara khas yang sering terdengar
dari burung berkepala hitam dan berperut merah jambu ini adalah “tik”
yang tajam atau “tup” yang tenang.
Burung dari suku Estrildidae ini menyukai lahan pertanian, pekarangan rumah, dan wilayah perkotaan. Mereka sering bergabung dalam kelompok besar pada sebuah pohon besar nan tinggi dan secara teratur akan menyerbu ladang jagung atau areal persawahan. Hal unik dari gelatik ini adalah, saat berebut tempat sarang mereka akan menggoyangkan badan dengan gerakan yang bisa dibilang rumit. Namun begitu, jenis ini memiliki sifat sosial yang tinggi antara sesamanya.
Dahulu, burung endemik Jawa, Bali, dan Pulau Kangean (utara Bali) ini sangat mudah dilihat di wilayah pertanian hingga ketinggian 1.500 m diatas permukaan laut. Sekarang, keberadaannya mulai sulit ditemui karena penangkapan untuk diperdagangkan. Populasi globalnya diperkirakan antara 1.500-7.000 individu dewasa. International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) menetapkan statusnya Rentan (Vulnerable/VU).
Meski sudah jarang terlihat di Pulau Jawa, namun jangan heran bila kita masih bisa melihat burung berkaki merah ini di tempat lain. Ini dikarenakan, burung yang dalam Bahasa Inggris dikenal dengan sebutan Java Sparrow telah terintroduksi dan menyebar luas ke Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan sebagian Maluku, hingga Asia Tenggara dan Australia. Di luar Pulau Jawa, umumnya mereka berada di perkotaan.
Bulan April ini, Burung Indonesia juga memberikan kalender wallpaper yang bisa dipasang di gadget anda untuk menjadi pengingat sekaligus ornamen indah bertema Gelatik Jawa.
seep infoX
ReplyDelete