Sewaktu kita berada di pasar burung kita acapkali ditawari dengan burung jadi , burung bakalan dan burung bakalan muda hutan . tapi apakah kita mengerti maksudnya , untuk penggemar burung kicauan yang sudah malang melintang di dunia perburungan tentu hal tersebut sudah dapat dengan mudah membedakan antara burung bakalan muda , burung jadi dan burung bakalan muda hutan. Tapi bagi pemula tentunya tentunya akan sulit untuk membedakannya. Sekarang topik kita kali ini adalah membedakan antara Burung jadi , Burung bakalan serta burung muda hutan serta tips dan bagaimana memilih burung bahan yang bagus dan mempunyai prospek kedepannya.
Memilih Burung Jadi
Burung jadi bagi siapapun itu entah itu pemula ataupun senior tentu dengan gampang melihat ciri-cirinya. Burung yang sudah jadi akan rajin berkicau dimanapun dan kapanpun, serta tidak akan takut jika melihat ataupun didekati oleh manusia. Burung ini tercipta dari
Dalam pemilihan Burung jadi ini harus pula diperhitungkan apakah si burung sedang dan akan mengalami kondisi Moulting / rontok bulu hal ini bisa ditanyakan kepada penjualnya kapan terakhir kali burung ini ganti bulu. Jangan sampai begitu berpindah tangan, ehh si burung beberapa hari kemudian mengalami rontok bulu yang berakibat pada semakin jarangnya ‘beliau’ bersuara serta kondisi fisik yang akan menurun drastis. Sebaiknya jika anda ingin membeli burung jadi yang dalam keadaan demikian dengan alasan harganya yang relatif bisa lebih murah dari harga semula ( sewaktu kondisi FIT ) maka dianjurkan untuk merawat burung tersebut seperti layaknya rawatan burung yang sedang mengalami moulting / rontok bulu / mabung , hal ini sudah berkali – kali dijelaskan di blog burung indonesia ini, silahkan cari kembali di arsip – arsip , berikan setidaknya vitamin penumbuh bulu serta kecukupan asam amino untuk burung jadi yang sedang mengalami moulting tersebut.
Memilih Burung bakalan.
Sering kita jumpai burung – burung bakalan yang bercampur dalam sebuah kandang besar, Burung – burung ini biasanya hasil dari penangkaran ataupun hasil tangkapan dari alam tapi usianya masih sangat muda ( piyik dan belum berganti bulu ) , Burung ini kerap disebut dengan burung trotolan oleh para penggemar burung di indonesia. Memilih burung bakalan pada usia ini sangat sulit untuk diketahui kedepannya apakah burung ini akan gacor atau mempunyai mental yang bagus atau malah burung ini hanya menghabiskan pakan kita saja dirumah selama beberapa bulan.
Untuk bakalan kenari misalnya, harus dicari bakalan muda yang betul – betul PEJANTAN TANGGUH dalam artian berkelamin jantan, karena burung kenari jantan muda biasanya akan mulai mengeluarkan suaranya di usia 8 – 9 bulanan. Sementara burung kenari betina hanya akan menghabiskan pakan saja selama 8-9 bulan ( jarang bersuara ). Untuk burung bakalan sejenis pemakan serangga seperti ciblek atau prenjak di usia ini si burung sudah bisa dilatih makan voer serta bisa dilatih mentalnya dengan cara membuatnya jinak, karena burung ciblek muda masih berpotensi bisa dilatih jinak oleh kita jika kita rutin merawat dan melatihnya. Sukur – sukur bila burung tersebut nantinya jadi burung ‘cetrekan’ atau langsung gacor berbunyi saat pemiliknya menjentikan jarinya di hadapannya.
Burung Bakalan Muda Hutan
Selain burung bakalan yang sering kita jumpai di kios – kios burung, juga ada burung bakalan muda hutan . Burung bakalan muda hutan ini adalah burung – burung hasil tangkapan dari alam namun kondisi burung ini adalah setengah dewasa dan biasanya sudah mengalami pergantian bulu / moulting. Bahkan kadang juga kita sering ditawari dengan burung yang sudah tua tapi masih disebut burung bakalan muda hutan. Rata – rata burung ini mempunyai suara khasnya aau suara aslinya yang mencirikan kondisi lingkungan tempatnya berasal sebelum ditangkap. Dan burung bakalan muda hutan yang rajin mengeluarkan suara aslinya inilah yang banyak dicari olah pecinta burung sebagai masteran untuk burung jagoannya. Banyak burung bakalan muda hutan yang bisa dijadikan master untuk burung sejenis Muray batu atau Cucak Ijo. Biasanya burung burung ini dicari karena keunikan suaranya. Kekurangan dari burung bakalan muda hutan adalah sangat susah dilatih ataupun diatur oleh kita sehingga membuat mental burung – burung ini kurang bagus dan kerap menabrak sangkar jika ada yang mendekatinya. Diperlukan waktu yang lumayan lama untuk membuat burung ini menjadi jinak terhadap kita. Tapi ada beberapa burung lokal kita yang bisa dibilang burung bakalan muda hutan tetapi masih bisa dilatih oleh kita dalam waktu yang singkat, dengan kata lain burung jenis ini mempunyai mental yang bagus serta mudah dalam perawatannya yaitu : Pentet / Toed / Cendet , Kutilang / Cangkurileung dan Jrog – jrog / Trucukan .
Ciri ciri burung bakalan yang masih berusia muda
Satu hal yang penting bagi kita dalam memiih burung bakalan adalah mengetahui apakah burung tersebut masih muda atau sudah dewasa ialah:
- Perhatikan kakinya , kaki burung bakalan muda biasanya masih basah / berkilau jika kena cahaya, belum bersisik serta bercorak bersih, hanya saja secara umumnya belum ada burung bakalan hutan yang sudah tua kakinya bersisik.
- Kuku burung yang sudah tua biasanya sudah memanjang, namun hal ini belum menjadi patokan karena banyak juga burung – burung muda hasil penangkaran yang kukunya terlihat memanjang.
- Perhatikan paruhnya, paruh burung yang masih muda biasanya terlihat basah pada pangkal mulutnya, serta paruhnya akan berwarna lebih muda ketimbang yang tua.
- Burung bakalan muda tidak seliar burung tangkapan yang sudah dewasa.
Hal terpenting dalam memilih burung bakalan
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih burung bakalan muda baik itu bakalan muda hutan ataupun bakalan muda tangkaran.
Jenis kelamin Jantan
Pastikan anda sudah mengetahui burung tersebut berkelamin jantan untuk tipe burung kicauan, lain halnya jika burung tersebut adalah burung Cucak Rawa, Lovebird, dll.
Kondisi Fisik yang sehat
Pengertian sehat dapat dicirikan dengan gerakan burung relatif tenang dan stabil, bergerak tidak berlebihan. Burung yang bergerak secara berlebihan dapat menandakan burung tersebut sedang stress atau sebaliknya burung terlihat lemas yang dapat menandakan burung tersebut sedang dalam kondisi tidak sehat. Burung bakalan yang tidak sehat juga dapat dilihat dari warna bulu yang terlihat kusam dan kondisi bulu yang mengembang. Burung bakalan yang tampak sayapnya turun ke bawah dan bulu kepada berdiri dan leher di pendekan seperti dalam kondisi kedinginan serta mata yang sering terlihat seperti mengantuk, maka dapat dipastikan burung tersebut dalam kondisi sakit. Burung dalam kondisi seperti ini sebaiknya tidak dibeli. Sinar mata burung yang sehat biasanya terlihat jernih dan tajam serta bulunya sempurna dan berkilau.
Burung Tidak Cacat
Pilihlah burung yang anggota tubuhnya dalam kondisi baik, tidak buntung pada jari jemarinya, mata yang sehat, tidak terkena penyakit katarak atau buta, saya terlihat kokoh dan paruh utuh.
Penampilan fisik tubuh kicauan yang sempurna akan menambah daya tarik bagi pemeliharanya, lebih jauh jika burung tersebut dilombakan akan membawa kebanggan bagi pemiliknya. Cacat tubuh pada burung dapat dikarenakan beberapa hal, seperti terjerat jala saat penangkapan atau burung kurang baik pada saat distribusi ke kios/pedagang atau juga dapat karena burung terlampau liar sehingga menabrak atau tersangkut pada jeruji sangkar.
Bentuk Fisik yang mempunyai ciri khusus dan proporsional
Masing masing jenis burung mempunyai ciri khusus untuk menunjukan bahwa burung tersebut adalah burung bakalan yang baik. Namun secara umum ciri fisik burung bakalan yang baik adalah sebagai berikut :
• memiliki dada yang bidang
• mata yang jernih dan tajam
• kaki yang kokoh serta cengkraman yang kuat
• body yang lencir (besar dan panjang namun terlihat gagah)
• bulu yang mengkilat
• Paruh, pilihlah yang posisinya proporsional.
• pada burung tertentu seperti murai batu, pilihlah burung dengan kepala papak yang biasanya mengindikasikan mental yang baik ,pilihlah burung yang memiliki lubang hidung yang kecil, menurut pengalaman kicaumania, burung yang memiliki lubang hidung yang kecil biasanya akan berkicau panjang dan kristal.
Catatan khusus: Untuk trend penghobi saat ini, misalnya penghobi Anis Merah (AM), pemilihan fisik AM jantan justru tidak mengikuti "pakem" tersebut. Sebab, telah berkembang pola penilaian AM yang lebih memberi poin penting untuk gaya teler. Gaya teler aneh (mbebek, doyong dsb) biasanya dihasilkan oleh AM yang berpenampilan fisik tidak proporsional. Misalnya, leher pendek, cara berdiri ndlosor tidak tegak, kepala terlihat pipih, kaki tidak membentuk huruf I kembar tetapi membentuk huruf X dan sebagainya.AM-AM dengan penampilan gagah, panjang/lencir, cenderung bergaya teler nekuk leher secara ketat (klasik).
Rajin Ngeriwik (berkicau)
Akan lebih baik jika kita dapati burung bakalan yang kita beli telah rajin ngeriwik (berkicau secara perlahan) rajin untuk belajar berkicau atau bahkan mau berkicau. Sukur-sukur kita mendapatkan burung dengan volume diatas rata-rata yang dapat menjadi modal jika nantinya kita berniat untuk mengikutsertakan burung tersebut ke pentas lomba. Untuk burung piyik, pilihlah burung yang jika diberi makanan dia akan merengek lebih keras dan terlihat mendominasi burung lainnya.
0 comments