Burung kutilang (Pycnonotus aurigaster) dan trucukan (Pycnonotus goiavier)
merupakan spesies burung yang kerap dijumpai di sekitar kita, baik di
pedesaan, wilayah pinggiran kota, maupun di taman-taman kota. Apabila
dicermati, burung kutilang kerap berpasangan dengan trucukan, sehingga
beberapa kicaumania sering berkata: di mana ada kutilang, di situ ada
trucukan. Fenomena ini bisa menjadi inspirasi bagi Anda yang ingin
menyilangkan kedua spesies burung tersebut, baik untuk tujuan komersial
maupun sekadar “mencetak” varian baru dari burung berkicau.
Beberapa kicaumania Indonesia terbilang kreatif dalam urusan
perkawinan silang, yaitu perkawinan antara dua spesies burung yang
berbeda. Beberapa waktu lalu, seorang kicaumania melalui komentarnya di
omkicau.com mengaku pernah menyilangkan antara burung kenari dan burung
gereja. Ternyata berhasil, sehingga anakannya pun diberi nama “narijo”,
akronim dari kenari dan manuk gerejo (istilah Jawa untuk burung gereja).
Namun untuk kutilang dan trucukan, sejauh ini saya belum pernah
mendengar adanya persilangan seperti itu. Yang pernah dilakukan beberapa
penangkar di Thailand dan Singapura adalah perkawinan silang antara kutilang jambul (Pycnonotus jocosus) dan trucukan.
Persilangan antara kutilang dan trucukan, maupun kutilang jambul dan
trucukan, memang bisa terjadi karena mereka memiliki hubungan
kekerabatan yang sangat dekat. Ketiga spesies ini, bersama cucakrowo (Pycnonotus zeylanicus) berada dalam famili yang sama (Pycnonotidae), bahkan dalam genus yang sama pula, yaitu Pycnonotus.
Dan, sebagaimana yang sering saya amati di alam bebas. ternyata
keberadaan kutilang sering berduaan dengan trucukan. Apakah mereka
saling membutuhkan untuk menjaga wilayahnya, atau karena kutilang jantan
atau trucukan jantan memiliki nada panggil yang hampir mirip, sehingga
betina langsung mendekati tanpa memperhatikan apakah yang memanggil
adalah burung sejenis atau spesies yang memiliki hubungan kekerabatan
dengannya.
Kalau Anda sedang berada di lapangan terbuka, atau taman-taman
sekitar kota, mungkin akan menjumpai pemandangan seperti yang sering
saya saksikan. Meski belum diketahui apakah mereka benar-benar mau
kawin, kemudian menjalankan tugas reproduksi berikutnya seperti
bertelur, mengerami telur, dan momong piyikannya, secara teoritis
perkawinan antara kutilang dan trucukan sangat dimungkinkan.
Hasil persilangan ini bisa menghasilkan kombinasi bentuk fisik maupun
suara. Untuk memperoleh bentuk fisik pada salah satu induk yang
dihadapkan (misalnya ingin seperti trucukan atau kutilang), dengan suara
yang lebih baik dari kedua induknya, minimal Anda harus bisa memiliki
F4 (filial / keturunan keempat) dari induk yang pertama kali
disilangkan.
Bagi yang memiliki kutilang dan trucukan di rumah, ini bisa menjadi
eksperimen menarik, terutama untuk memperbaiki performa suara trucukan
dan kutilang. Siapa tahu Anda menjadi orang pertama yang mampu mencetak
kutilang hybrid di Indonesia, dengan suara kutilang ropel dengan gaya
garuda, atau punya formula khusus untuk menghasilkan trucukan dengan suara ropel.
Semoga bermanfaat
0 comments